KECERDASAN MAJEMUK
( MULTIPLE INTELLEGENCES )
Kecerdasan Majemuk atau yang kita kenal dengan Multiple Intellegences tidak bisa terlepas dari sejarah penemuan kecerdasan otak. Pada waktu itu, tahun 1904, menteri pendidikan Perancis meminta psikolog Perancis, Alfred Binet, dan sekelompok psikolog mengembangkan suatu alat untuk mengetahui kecerdasan siswa. Jerih payah mereka akhirnya menemukan satu jenis tes kecerdasan yang sampai sekarang kita kenal dengan tes IQ (intellegence Quotion). Tes ini diyakini benar mampu mengukur tingkat kecerdasan seseorang. Dalam tes ini menunjukkan bahwa kecerdasan seseorang tidak bersifat tetap. Kecerdasan dapat berubah sesuai dengan perkembangan kognitif manusia.
Setelah delapan puluh tahun dikembangkannya tes kecerdasan tersebut, psikolog Harvad University Amerika Serikat, Howard Gardner, mempersoalkan pengertian kecerdasan. Menurut Gardner, kecerdasan sekurang-kurangnya ada tujuh kecerdasan dasar. Belum lama berselang, dia menambahkan kecerdasan yang kedelapan.
Jenis-jenis kecerdasan menurut Howard Gardner adalah
- Kecerdasan Linguistik
- Matematis logis
- Spasial
- Kinestetis-Jasmani
- Musikal
- Interpersonal
- Intrapersonal
- Naturalis
Alasan Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan tidak hanya intelligence tetapi sudah majemuk adalah
1. Setiap orang memiliki semua kecerdasan majemuk.
2. Orang dapat mengembangkan setiap kecerdasan tersebut sampai pada tingkat penguasaan yang memadai apabila ia memperoleh cukup dukungan, pengayaan, dan pengajaran.
3. Kecerdasan-kecerdasan pada umunya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks. Kecerdasan saling berinteraksi satu sama lain untuk meningkatkan grade dari kecerdasan tersebut.
4. Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori kecerdasan. Kecerdasan majemuk menekankan pada keanekaragaman cara orang menunjukkan bakat baik dalam kecerdasan tertentu maupun antarkecerdasan.
Beberapa Kecerdasan Majemuk menurut Howard Gardner
1. Kecerdasan Linguistik
Kecerdasan yang berkenaan dengan kemampuan seseorang untuk mengolah dan menggunakan kata secara lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur bahasa, fonologi, semantik, dimensi pragmatik. Kecerdasan ini memuncak pada masa kanak-kanak dan terus berlanjut hingga dewasa. Penggunaaan bahasa dalam kecerdasan linguistic ini antara lain mencakup
- retorika (penggunaan bahasa untuk mempengaruhi orang lain melakukan tindakan tertentu),
- menemonik (menggunakan bahasa untuk mengingat informasi),
- eksplanasi (menggunakan bahasa untuk memberi informnasi), dan
- metabahasa (penggunaan bahasa untuk membahas bahasa itu sendiri)
Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang,meng hibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya.
Profesi yang dianggap memiliki kecerdasan ini adalah pendongeng, orator, politisi, sastrawan, editor, penulis drama, wartawan.
Menurut Gadner ada lima strategi untuk membangkitkan kecerdasan linguistik siswa
- bercerita.
Bercerita harus dipandang sebagai alat pengajaran yang vital karena strategi ini sudah digunakan oleh semua kebudayaan di seluruh di dunia. Jika metode ini diterapkan, kita harus menggabungkan konsep, gagasan dasar, dan tujuan pengajaran menjadi sebuah cerita yang dapat disampaikan secara langsung kepada siswa.
- curah gagasan
vigotsky mengatakan pikiran seperti awan yang mencurahkan hujan kata. Selama proses curah gagasan, siswa mencurahkan fikiran verbal yang dapat dikumpulkan dan ditulis. Aturan umum curah gagasan adalah mengemukakan setiap gagasan relevan yang melintas di benak. Tidak ada penolakan gagasan. Setiap siswa diberi kesempatan mengemukakan gagasannya. Strategi ini membuat semua siswe]wa merasa dihargai.
- merekam
tape recorder dapat digunakan untuk melatih kecerdasan linguistik dan kemampuan verbal dalam berkomunikasi memecahkan masalah dan mengemukakan pendapat. Tape rekorder sebagai model ekspresi alternatif. Hal ini digunakan untuk mendukung perkembangan pemikiran siswa.
- menulis jurnal
menulis jurnal pribadi akan mendorong siswa membuat catatan tentang bidang tertentu. Jurnal dapat dibuat sepenuhnya oleh siswa dan disampaikan di depan kelas. Jurnal ini juga dapat merangkum kecerdasan majemuk dengan memperbolehkan penggunaan gambar, sketsa, foto, dialog, dan data nonverbal lain.
- publikasi
menulis adalah alat yang sangat berguna untuk mengomunikasikan gagasan dan mempengaruhi orang lain. Dengan memeberikan kesempatan kepada siswa untuk mempublikasikan dan mendistribusikan hasil karya mereka, guru dapat mepromosikan kegiatan tulis-menulis. Mereka akan menyadarai bakat mereka dan akan termotivasi untuk mengembangkan keahlian menulis.
2. Logis matematis
Kecerdasan dalam hal angka dan logika. kecerdasan ini meliputi pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi-abstraksi lain. Proses yang digunakan dalam kecerdasan ini antara lain kategorisasi, klasifikasi, pengambilan kesimpulan, generalisasi, penghitungan dan pengujian hipotesis. Kecerdasan matematika logis memuncak pada masa remaja dan awal dewasa. Kecerdasan ini akan menurun setelah usia empat puluh tahun.
Ciri-ciri orang yang cerdas logis matematis mencakup kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hopotesis, mencari keteraturan konseptual (pola numerik), dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional. Profesi yang berhubungan dengan kecerdasan ini adalah ahli matematika, akuntan pajak, ahli statistik, programer komputer, atau ahli logika.
Beberapa aplikasi dari kecerdasan matematika adalah
1. kepekaan pada pola-pola logis
2. kemampuan mencerna dan memahami pola-pola
3. kemampuan menghitung dan menganalisis hitungan
4. kemampuan memprediksi sesuatu yang belum terjadi berdasarkan fenomena yang ada
5. bereksperimen yang mengandalkan kemampuan berpikir ilmiah logis
6. mencari jalan keluar suatu permasalahan secara logis
7. membuat garis besar suatu peristiwa atau hal
8. membuat langkah-langkah kerja secara sistematis
9. kemampuan bermain strategis seperti pada permainan catur, bridge, atau puzzle.
10. Kemampuan berpikir abstrak
11. Kemampuan menggunakan logaritme.
3. Kecerdasan Spasial
Adalah kemampuan mempersepsi dunia spasial –visual secara akurat dan mentransformasikan persepsi dunia spasial-visual tersebut. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada warna, garis, bentuk, ruang, dan hubungan antarunsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuanm membayangkan, mempresentasikan ide secara visual spasial, dan mengorientasikan diri secara tepat. Kecerdasan ini mencapai puncak pada usia 9-10 tahun dengan peka artistik yang terus berkembang sampai usia lanjut.
Ciri-ciri orang yang mempunyai kecerdasan ini adalah kepekaan yang tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan begitu hidup, melukis atau membuat sketsa atau ide secara jelas, serta dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
Profesi yang terkait erat dengan kecerdasan ini adalah pemburu, pramuka, pemandu. Di samping itu juga profesi seperti dekorator interior, arsitek, seniman juga sangat erat dalam hubungannya mentrqansformasikan persepsi. Beberapa aplikasi yang terkait dengan kecerdasan sepasial adalah
1. Seni arsitektur
2. Kemampuan mendesain, menata dan mendekorasi ruangan atau interior
3. Kemampuan mengapresiasi seni dan sastra
4. Mampu melakukan koordinasi warna
5. Kemampuan membuat sketsa atau gambar rancangan
6. Kemampuan bermain game yang berkaitan dengan ruang seperti perang, penyusupan, race.
7. Memindahkan dalam angan-angan
8. Membuat patung atau bentuk tiga dimensi
9. Menciptakan dan menginterpretasi bentuk
10. Kemampuan membayangkan sesuatu secara detail
11. Kemampuan membuat desain tiga dimensi
4. Kecerdasan kinestetis jasmani
Kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan , dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah sesuatu. Kecerdasan ini meliputi kemampuan-kemampuan fisik yang spesifik seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan, dan kemampuan menerima rangsangan dan hal lain yang berkenaan dengan sentuhan. Kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan dalam menangani benda. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala sesuatu. Profesi yang terkait dalam kecerdasan ini adalah aktor, pemain pantomim, atlet, penari pematung, dan dokter bedah.
5. Kecerdasan musikal
Kecerdasan musikal berhubungan dengan kemampuan seseorang menangani bentuk-bentuk musikal denngan cara mempersepsi,membedakan, mengubah, dan mengekspresikan. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap irama, pola titi nada atau melodi, dan warna nada atau suara suatu lagu. Ciri utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan menciptakan irama dan melodi. Kecerdasan ini dimiliki oleh
- orang yang peka nada,
- dapat menyanyikan lagu dengan tepat,
- dapat mengikuti irama musik,
- dan mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat ketajaman tertentu.
Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini misalnya kritikus musik, komposer, penyanyi. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa tidak semua orang yang senang dengan musik dianggap memiliki kecerdasan musikal. Tokoh yang memiliki kecerdasan musikal antara lain Bethoven, Straudaust Mozart, Chopin, Kenny G, Kitaro.
6. Kecerdasan interpersonal
Adalah kemampuan seseorang untuk mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi, dan perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada ekspresi wajah, suara, gerak isyarat, kemampuan membedakan tanda interpersonal, dan kemampuan menanggapi secara efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu. Kecerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk mencerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Seseorang yang memiliki kecerdasan interpersonal mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yang besar.
Aplikasi kecerdasan ini dalam dunia nyata antara lain
1. kemampuan mengasuh dan mendidik orang lain
2. kemampuan berkomunikasi secara baik dan komunikatif
3. kemampuan berinteraksi dengan orang lain dari berbagai kalangan
4. berempati dan bersimpati terhadap orang lain
5. kemampuan menjalin hubungan pertemanan secara harmonis
6. kemampuan menjadi mediasi dan menyelesaikan konflik yang terjadi
7. kemampuan menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang lain
8. kemampuan melihat suatu peristiwa dari berbagai sudut pandang yang berbeda
9. sensitif atau peka terhadap minat dan keinginan orang lain
7. Kecerdasan intrapersonal
Adalah kemampuan memahami diri senediri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Kecerdasan ini meliputi
- kemampuan memahami diri yang akurat (kekuatan dan keterbatasan diri),
- kesadaran akan suasan hati, maksud, motivasi, temperamen, keinginan,
- kemampuan berdisiplin diri, dan menghargai diri.
Orang yang memiliki kecerdasan ini, dapat dengan mudah mengakses perasaan sendiri, membedakan berbagai macam, keadaan emosi, dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing hudupnya. Secara garis besar, mereka merupakan orang yang gemar belajar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada bekerja dengan orang lain. Beberapa aplikasi yang berkaitan dengan kecerdasan ini adalah
1. kemampuan berfantasi atau membayangkan sesuatu
2. kemampuan menjelaskan, memahami, dan menghayati tata nilai dan kepercayaan
3. kemampuan mengontrol perasaan dan emosi
4. kemampuan mengembangkan keyakinan yang dipercayai
5. menyukai waktu untuk berpikir menyendiri
6. kemampuan merenungkan atu introspeksi sesuatu yang terjadi untuk dapat dijadikan sebuah pelajaran
7. mengetahui dan mengelola minat diri secara baik
8. kemampuan memotivasi diri
9. kemampuan mematok tujuan diri yang realistik
10. memahami konflik yang terjadi pada diri sendiri.
8. Kecerdasan naturalis
Adalah keahlian mengenali dan mengategorikan spesies (flora dan fauna) di lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap fenomena alam misalnya formasi awan dan gunung-gunung. Bagi mereka yang dibesarkan di perkotaan , kemampuan membedakan benda tak hidup seperti mobil, sepatu karet, sampul kaset dan lainnya. Di samping itu, mereka yang hidup di pedesaan mereka memiliki kemapuan untuk membaca tanda-tanda alam yang terjadi seperti
1. kemampuan memperkirakan waktu musim panas atau hujan
2. adanya kemungkinan gunung meletus
3. prediksi masa berbunga suatu tumbuhan
Menurut Howard, sang naturalis adalah seseorang yang menunjukkan “kemahiran dalam mengenali dan mengklasifikasi banyak spesies dalam lingkungannya” dalam dunia nyata, naturalis muncul sebagai orang yang “bertangan dingin” kemahiran dalam berkebun, menggarap taman yang indah, atau memperhatikan suatu perhatian alami terhadap tanaman dengan cara-cara yang lain.
Di samping kedelapan kecerdasan yang dikemukakan Gardner tersebut, belaiau juga mempercayai adanya kecerdasan baru yang disebut dengan kecerdasan eksistensial. Namun kecerdasan jenis ini masih banyak dipertentangkan oleh para ahli. Kecerdasan ini disebut dengan kecerdasan eksistensial
Kecerdasan eksistensial
Howard Gardner merumuskan kecerdasan eksistensial sebagai kecerdasan yang menaruh perhatian pada masalah hidup yang paling utama. Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah hidup itu, mengapa ada orang jahat, apakah tuhan itu ada, merupakan titik awal yang penting dari suatu penjelajahan ke dalam konsep yang lebih mendalam.
Cara mengintegrasikan kecerdasan eksistensial di kelas.
- sains.
Guru dapat menajarkan sains secara eksistensial dengan menekankan wilayah jangkauan kosmos yang terjauh misalnya teori tentang asal usul alam semesta.
- matematika.
Guru dapat menggabungkan penekanan keragaman budaya dan matematika untuk menyinggung eksistensial misalnya teorema pitagoras yang mempercayai bahwa pola-pola bilangan menyingkapkan keselarasan alam semesta yang hakiki.
- sejarah.
Kita tyidak mungkin mengungkapkan sejarah secara cerdas tanpa menyingkap faktor yang eksistenmsial terutama agama. Proses menafsirkan sejarah itu sendiri pun menyingkapkan madsalah eksistensial. Beberapa budaya memandang peristiwa sejarah sebagai rencana agung tuhan.
- sastra.
Adanya keterkaitan dengan kitab suci. Di kelas guru perlu memastikan dulu apakah karya satra yang akan dibahas mengandung tema eksistensial kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenungkan dan mendiskusikan tema-tema tersebut.
- seni.
Guru dapat membantu siswa dalam apresiasi dimensi seni yang lebih halus dan juga memberikan sumber daya serta kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan minat eksistensial meraka sendiri melalui karya seni cipataan sendiri.
PROGRAM PEMBELAJARAN
BERORIENTASI MULTIPLE INTELLEGENCE
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII / 1
Standar Kompetensi : 7. Membaca
Kompetensi Dasar : 7.1 Menceritakan kembali cerita yang telah dibaca secara lisan maupun tulis
Indikator Keberhasilan
- siswa mampu menentukan pokok-pokok cerita
- siswa mampu merangkaikan pokok-pokok cerita ke dalam peta cerita
- siswa mampu menuliskan kembali cerita yang telah dibaca dengan menggunakan bahasa sendiri.
Alokasi waktu : 240 menit ( 3 pertemuan )
Desain Pembelajaran
- Pendekatan : Kooperatif
- Model : Jigsaw dengan modifikasi (membaca)
Proses (Proses reproduksi cerita)
- langkah kegiatan
1) Perencanaan
- Mempersiapkan rencana kegiatan
- Mengembangkan rencana pembelajaran menjadi program pembelajaran yan terarah dan sistematis.
- Mempersiapkan media pembelajaran
- Menyiapkan alat evaluasi dan instrument penilainnya
- Membentuk kelompok secara heterogen
2) Pelaksanaan kegiatan dan keterkaitan dengan multiple Intellegences
Pelaksanaan kegiatan terbagi menjadi tiga pertemuan atau enam jam pelajaran. Masing-masing pertemuan tersusun atas kegiatan awal atau apersepsi, kegiatan inti yang merupakan pokok dari pembelajaran, dan kegiatan penutup yang merupakan refleksi dari pelaksanaan pembelajaran. Berikut ini adalah tabel tentang kegiatan inti yang akan dilaksanakan pada ketiga pertemuan tersebut.
KEGIATAN | JENIS KECERDASAN | WAKTU |
Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang pokok-pokok cerita | | 15 |
Guru membagi siswa menjadi kelompok yang telah direncanakan sebelumnya, kemudian menjelaskan aturan main kegiatan yang akan dilaksanakan | | 5 |
Siswa membaca cerita yang telah diberikan pada guru secara individual. Dalam kegiatan ini siswa dituntut memahami isi secara utuh bacaan yang menjdi tanggung jawabnya. | intrapersonal | 25 |
Siswa berdiskusi dalam kelompok ahli untuk menemukan pokok-pokok cerita yang menjadi tugasnya. Hasil diskusi dibuat dalam peta cerita yang berisi pola cerita yang terjadi. | Intrapersonal interpersonal Linguistik Logical matematis | 15 |
Siswa menceritakan hasil temuan dalam diskusi kelompok ahli kepada temannya dalam tim sampai semua anggota tim memiliki kesepahaman. | Intrapersonal interpersonal Linguistik | 25’ |
Siswa dalam tim menyatukan konsep-konsep cerita perbagian yang menjadi tugasnya menjadi satu konsep peta cerita yang utuh (kegiatan prapenulisan reproduksi cerita) | Intrapersonal interpersonal Linguistik Logical matematis | 15’ |
Siswa secara berkelompok mempresentasikan hasil pembuatan peta cerita yang telah dihasilkan dan siswa lainnya memngomentari hasil presentasi kelompok lainnya | Linguistik Interpersonal intrapersonal | 15’ |
Siswa secara individual mengerjakan kuis | | 10’ |
Siswa mereproduksi cerita dengan tahapan a. pembuatan draf. Pada tahap ini siswa mengembangkan karangan berdasarkan peta cerita yang telah dibuat bersama kelompok. Pembuatan draf dilakukan secara individual. b. revisi draf. Setelah siswa menyelesaikan draf, siswa merevisi draf yang telah dibuatnya dengan mencocokkan kembali dengan peta cerita yang menjadi panduan. Dalam tahap ini siswa memungkinkan untuk membuat variasi tata letak dari bagian yang ada pada peta cerita apabila dianggap akan membuat cerita lebih menarik. c. peer editing yaitu pengoreksian oleh teman dalam satu kelompok. Pada tahap ini setiap siswa dalam satu kelompok mendapatkan tugas khusus tentang bagian yang harus diedit seperti bagian diksi, tata tulis, tanda baca. Dengan demikian satu siswa mengedit semua naskah yang ada dalam kelompoknya hanya yang sesuai dengan bidang tugasnya. d. Publikasi. Tahap ini siswa memperbaiki naskah yang telah diedit sehingga naskah tersebut siap dipublikasikan dalam majalah dinding atau antologi karya seperti yang telah disepakati bersama. | Intrapersonal interpersonal Linguistik | 15’ 10’ 15’ 5’ |
Sumber Belajar pilihan
- beberapa buku cerita anak seperti
- cerita rakyat dari kudus
- cerita rakyat dari jepara
- cerita rakyat dari jawa tengah
- cerita rakyat dari Jogjakarta
- beberapa dongeng seperti
- kancil dan buaya
- buaya yang tak bisa membalas budi
- putri salju
- pinokio
- beberapa cerita bernuansa sejarah
- perang diponegoro
- peristiwa satu jam di Jogja
- kebangkitan nasional
EVALUASI
1. Teknik evaluasi
a. penilaian unjuk kerja
b. penilaian produk
2. pemetaan penilaian
SK | KD | INDIKATOR | ASPEK | TEKNIK | ||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | ||||
Membaca | Menceritakan kembali cerita yang telah dibaca secara lisan maupun tulis |
| Membaca | ☺ | | | | |
| Berbicara | | ☺ | | | | ||
| Berbicara | | ☺ | | | | ||
| menulis | | | ☺ | | |
Keterangan
1 tes
2 Performan
3 Produk
4 Proyek
5 Portofolio
SK = standar Kompetensi
KD = kompetensi Dasar
3. Instrument Penilaian dan Format penilaian
Indikator : siswa mampu menentukan pokok-pokok cerita
|
Format Penilaian
1. Jawaban diberi skor sesuai dengan criteria sebagai berikut
a. Jawaban sempurna : 3
b. Jawaban cukup baik atau hampir lengkap / sempurna : 2
c. Jawaban kurang baik atau hanya berhubungan sedikit : 1
d. Tidak dijawab / jawaban tidak berhubungan dengan pertanyaan : 0
2. Skor maksimal berjumlah sepuluh
3. Nilai tes diperoleh dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh dengan rumus
NA = jumlah skor perolehan
3
|
Rubrik Penilaian Diskusi
ASPEK YANG DINILAI | SKOR | |||
1 | 2 | 3 | 4 | |
Kerja sama dalam tim | | | | |
Inisiatif untuk mengemukakan gagasan | | | | |
Perhatian dan menghargai anggota tim lainnya | | | | |
Keterangan 4 : Baik sekali
3 : Baik
2 : sedang
1 : sangat kurang
Rubrik Penilaian Hasil
ASPEK YANG DINILAI | SKOR | |||
1 | 2 | 3 | 4 | |
Sistematika tulisan | | | | |
Kelengkapan informasi | | | | |
Jumlah skor maksimal adalah 20 terdiri dari 12 pada penilaian diskusi dan 8 dari penilaian produk peta cerita. Nilai akhir diperoleh dari jumlah skor perolehan dibagi 2.
Indikator : siswa mampu menceritakan kembali informasi yang diperoleh dari bahan bacaan yang dibaca yang menjadi tugasnya
Rubrik Penilaian
ASPEK YANG DINILAI | SKOR | |||
1 | 2 | 3 | 4 | |
Kelengkapan Informasi | | | | |
Pilihan kata | | | | |
Intonasi suara | | | | |
Pilihan kata | | | | |
Kejelasan penyampaian | | | | |
TOTAL SKOR | 20 | |||
NILAI AKHIR | Skor perolehan : 2 |
|
Rubrik Penilaian
ASPEK YANG DINILAI | SKOR | |||
1 | 2 | 3 | 4 | |
Kesesuaian isi cerita dengan cerita aslinya (3) a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Kurang sesuai | | | | |
Kelengkapan informasi (4) a. Sangat lengkap b. Agak lengkap c. Kurang lengkap d. Tidak lengkap | | | | |
Gaya penulisan (3) a. Gaya sendiri b. Menyerupai gaya penulis asli c. Seperti penulis asli | | | | |
Pemilihan alur cerita a. Alur sesuai alur cerita asli b. Alur bervariasi | | | | |
Sistematika cerita (3) a. Sistematis b. Kurang sistematis c. Tidak sistematis | | | | |
Diksi atau pilihan kata (4) a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar b. Ada 1- 3 kesalahan c. Ada 4 – 6 kesalahan d. Lebih dari 6 kesalahan | | | | |
Penggunaan ejaan (4) a. Semua ejaan benar b. Ada 1- 3 kesalahan c. Ada 4 – 6 kesalahan d. Lebih dari 6 kesalahan | | | | |
Tata tulis (4) a. Tidak ada kesalahan tata tulis b. Ada 1- 3 kesalahan c. Ada 4 – 6 kesalahan. d. Lebih dari 6 kesalahan | | | | |
TOTAL SKOR | 25 | |||
NILAI AKHIR | (Skor x 4) : 10 |
Rencana pengintegrasian
- Dengan keterampilan bahasa yang lain
Keintegrasian dengan keterampilan bahasa yang lain akan dilaksanakan dalam bentuk sebagai berikut
Membaca : kegiatan pokok untuk memahami (KD pembelajaran) keterampilan ini merupakan keterampilan yang merupakan pokok dari kompetensi yang ada dalam standar kompetensi.
Mendengarkan : Keterampilan jenis ini tampak pada proses mendengarkan bagian cerita yang menjadi tugas anggota lain dalam kelompoknya. Apabila proses mendengarkannya kurang bagus, akan berpengaruh terhadap pemahaman isi cerita secara utuh. Hal ini tentunya akan menghambat kegiatan reproduksi cerita pada tahap selanjutnya.
Berbicara : proses menceritakan bagian cerita yang menjadi tanggung jawabnya agar semua anggota dalam satu kelompok memahami keseluruhan isi cerita secara utuh. Proses ini tentunya menentut suatu keterampilan berbicara untuk untuk menyampaikan informasi hasil temuannya sehingga semua anggota klompoknya dalam tim akan memiliki satu kesepahaman. Kegiatan ini merupakan kunci apakah nanti tim dapat mencapai kesepahaman atau tidak.
Menulis : produk dari hasil mengungkapkan kembali isi cerita yang telah dibaca berupa penceritaan kembali dalam bentuk tulisan. Dalam tahap ini anak akan melakukan tahapan penulisan secara bertahap sesuai dengan proses penulisan. Tahapan tersebut adalah pembuatan draf, revisi draf, editing, dan publikasi.
- Dengan KD yang lain
Kegiatan ini dapat diintegrasikan dengan kompetensi dasr yang lain yaitu
- Menuliskan kembali isi berita
3.2 menyimpulkan bacaan
6.1 Bercerita
8.2 Menuliskan kembali dongeng
- Dengan mata pelajaran lain
Pengintegrasian dengan mata pelajaran yang lain dapat dilaksanakan dengan
1. cerita yang dibaca dapat berupa cerita sejarah (IPS Sjarah),
2. cerita bernuansa religius (Pendidikan Agama), atau
3. cerita kepahlawanan (Pendidikan Kewarganegaraan).
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Thomas. 2002. Sekolah Para Juara: Menerapkan Muliple Inteligencesdi Dunia Pendidikan. Bandung: Kaifa.
Amstrong, Thomas.2002. 7 Kinds of Smart: Menemukan dan Meningkatkan Kecerdasan Anda Berdasarkan Multiple Intelgence. Jakarta:Gramedia.
Jasmine, Jullia.2007. Panduan Prakatis Mengajar Berbasis Multiple Intelgences. Bandung: Nuansa.
Pringgawidagdo, Suwarna.2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Yusuf, Syamsu.2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar